Yakinlah, sebelum datang ragu-ragu, sebagaimana kita berikrar padaNya, tentang pengabdian yang sesungguhnya, yang sanggup arungi gelombang kehidupan menuju pantai kedamaian yang tiada panas tiada pula dingin..

Perahu adalah #jasad, layar adalah iktiar, maka kuatkan tiang layarmu, mohonlah di beri kekuatan pada Tuhammu tuk arungi lautan kehidupan ini, jangan sampai perahu tenggelam menabrak karang nafsu, yang berupa angan-angan dalam akal khayal penyesalan yang tiada arti lagi.

Sesungguhnya hidup dan mati ada dalam genggaman-Nya, bersujud kening cium Bumi ketulusan, senantiasa Bumi memberi meski dihina dan dicaci, IBU bagi ragaku karena tanah asal dari pada-Nya …. setangguh apapun perahu diciptakan, ia takkan berdaya guna bila hanya tertambat di dermaga.

Kita adalah perahu itu, #kesejatian perahu adalah mengarungi samudra, menembus badai dan mendarat di pantai harapan, dermaga adalah masa lalu, sedangkan tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan, jangan sia-siakan seluruh kekuatan yang ada pada diri kita, jangan biarkan masa lalu terus menambatkan kita.

Lepaskan diri kita dari beban ketakutan dan penyesalan, berlayarlah… berkaryalah… yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang.

Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah dan tantangan, di situlah tanda kesejatian teruji, #hakikat_perahu adalah untuk berlayar menembus segala rintangan, #hakikat_diri adalah untuk berkarya menemukan kebahagiaan !

HADYSA PRANA

KETUA UMUM